Pandangan FPI Habib Rizieq Syihab terhadap WAHABI dan SYI'AH
Posted by Unknown on Selasa, 17 Desember 2013 | 0 komentar | Leave a comment...
Mohon sebarkan ke yang lain agar tidak tersesat pada paham takfiri yg ekstrim mengkafirkan sesama Muslim.
Sikap FPI Terhadap SYI'AH Dan WAHABI
SENIN, 15 FEBRUARI 2010 | 16:43 WIB
Sehubungan dengan bermunculan beragam macam pertanyaan bahkan fitnah dan tuduhan dalam berbagai blog mau pun facebook di dunia maya tentang aqidah FPI, ditambah lagi banyaknya desakan dari berbagai pihak agar FPI menyampaikan sikapnya secara terbuka tentang SYI'AH dan WAHABI. Maka kami redaksi fpi.or.id berinisiatif untuk menukilkan pernyataan Ketua Umum FPI Habib Muhammad Rizieq Syihab, MA, saat DIKLAT Sehari FPI di akhir tahun 2009 yang lalu berkaitan dengan ASASI PEJUANGAN FPI yang terkait asas, aqidah, dan madzhab Organisasi.
FPI adalah organisasi AMAR MA'RUF NAHI MUNKAR yang berasaskan ISLAM dan ber-aqidahkan AHLUS SUNNAH WAL JAMA'AH serta bermadzhab fiqih SYAFI'I. Jadi, FPI bukan SYI'AH atau pun WAHABI.
SYI'AH
Pandangan FPI terhadap SYI'AH sebagai berikut : FPI membagi Syi'ah dengan semua sektenya menjadi TIGA GOLONGAN ; Pertama, SYI'AH GHULAT yaitu Syi'ah yang menuhankan/menabikan Ali ibn Abi Thalib RA atau meyakini Al-Qur'an sudah di-TAHRIF (dirubah/ditambah/dikurangi), dan sebagainya dari berbagai keyakinan yang sudah menyimpang dari USHULUDDIN yang disepakati semua MADZHAB ISLAM. Syi'ah golongan ini adalah KAFIR dan wajib diperangi.
Kedua, SYI'AH RAFIDHOH yaitu Syi'ah yang tidak berkeyakinan seperti Ghulat, tapi melakukan penghinaan/penistaan/pelecehan secara terbuka baik lisan atau pun tulisan terhadap para Sahabat Nabi SAW seperti Abu Bakar RA dan Umar RA atau terhadap para isteri Nabi SAW seperti 'Aisyah RA dan Hafshah RA. Syi'ah golongan ini SESAT, wajib dilawan dan diluruskan.
Ketiga, SYI'AH MU'TADILAH yaitu Syi'ah yang tidak berkeyakinan Ghulat dan tidak bersikap Rafidhah, mereka hanya mengutamakan Ali RA di atas sahabat yang lain, dan lebih mengedapankan riwayat Ahlul Bait daripada riwayat yang lain, secara ZHOHIR mereka tetap menghormati para sahabat Nabi SAW, sedang BATHIN nya hanya Allah SWT Yang Maha Tahu, hanya saja mereka tidak segan-segan mengajukan kritik terhadap sejumlah sahabat secara ilmiah dan elegan. Syi'ah golongan inilah yang disebut oleh Prof. DR. Muhammad Sa'id Al-Buthi, Prof. DR. Yusuf Qardhawi, Prof. DR. Wahbah Az-Zuhaili, Mufti Mesir Syeikh Ali Jum'ah dan lainnya, sebagai salah satu Madzhab Islam yang diakui dan mesti dihormati. Syi'ah golongan ketiga ini mesti dihadapi dengan DA'WAH dan DIALOG bukan dimusuhi.
WAHABI
Ada pun Pandangan FPI terhadap WAHABI sebagai berikut : FPI membagi WAHABI dengan semua sektenya juga menjadi TIGA GOLONGAN ; Pertama, WAHABI TAKFIRI yaitu Wahabi yang mengkafirkan semua muslim yang tidak sepaham dengan mereka, juga menghalalkan darah sesama muslim, lalu bersikap MUJASSIM yaitu mensifatkan Allah SWT dengan sifat-sifat makhluq, dan sebagainya dari berbagai keyakinan yang sudah menyimpang dari USHULUDDIN yang disepakati semua MADZHAB ISLAM. Wahabi golongan ini KAFIR dan wajib diperangi.
Kedua, WAHABI KHAWARIJ yaitu yang tidak berkeyakinan seperti Takfiri, tapi melakukan penghinaan/penistaan/pelecehan secara terbuka baik lisan mau pun tulisan terhadap para Ahlul Bait Nabi SAW seperti Ali RA, Fathimah RA, Al-Hasan RA dan Al-Husein RA mau pun 'Itrah/Dzuriyahnya. Wahabi golongan ini SESAT sehingga mesti dilawan dan diluruskan.
Ketiga, WAHABI MU'TADIL yaitu mereka yang tidak berkeyakinan Takfiri dan tidak bersikap Khawarij, maka mereka termasuk MADZHAB ISLAM yang wajib dihormati dan dihargai serta disikapi dengan DA'WAH dan DIALOG dalam suasana persaudaraan Islam.
Dengan demikian, FPI sangat MENGHARGAI PERBEDAAN, tapi FPI sangat MENENTANG PENYIMPANGAN. Oleh karena itu semua, FPI menyerukan kepada segenap Umat Islam agar menghentikan/membubarkan semua majelis/mimbar mana saja yang secara terbuka melecehkan/menghina/menistakan Ahlul Bait dan Shahabat Nabi SAW atau menyebarluaskan berbagai KESESATAN atau melakukan PENODAAN terhadap agama, lalu menyeret para pelakunya ke dalam proses hukum dengan tuntutan PENISTAAN AGAMA. (redaksi fi.or.id/adie)
http://fpi.or.id/?p=detail&nid=98
Pandangan Habib Munzir Al Musawa dari Majelis Rasulullah tentang Wahabi:
beda dengan orang orang wahabi, mereka tak punya sanad guru, namun bisanya cuma menukil dan memerangi orang muslim.
mereka memerangi kebenaran dan memerangi ahlussunnah waljamaah, memaksakan akidah sesatnya kepada muslimin dan memusyrikkan orang orang yg shalat.
http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=5&func=view&id=5324&catid=8
salaf, artinya adalah kaum yg terdahulu, salaf adalah istilah bagi Ulama Ulama yg terdahulu di masa setelah Tabi’ Tabiin, namun kaum penganut ajaran wahabi menamakan dirinya salafy, padahal mereka tak mengikuti ajaran ulama salaf yg terkenal berbudi luhur, ahli ibadah, ahli ilmu syariah.
mereka ini muncul di akhir zaman justru membawa ajaran sesat dan mengaku salaf.
http://www.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=5&func=view&id=957&catid=7
Berikut kutipan transkrip dari video yang pertama
**** awal kutipan ****
Sampai hari ini ditengah-tengah kita masih saja terjadi sesama umat Islam saling menghujat, saling menyesatkan dan saling mengkafirkan.
Bahkan ironisnya yang sesat dianggap perbedaan biasa, yang perbedaan biasa dianggap sesat. Terbolak balik.
Hal ini kalau dibiarkan akan menjadi bibit permusuhan dan perpecahan.
Jadi jangan mimpi kita bisa bersaudara kalau kita satu sama lainnya saling mengkafirkan. Jangan mimpi kalau kita bersaudara kalau kita satu sama lainnya saling menyesatkan. Mustahil kita bisa bersaudara kalau antara kita satu sama lainnya saling menghujat, saling menyesatkan, saling mengkafirkan. Ini musibah bagi umat Islam. Innalillahi wa inailahi roji’un.
Karena itu saya sangat prihatin terbit sebuah buku dengan judul “Mulia dengan manhaj salaf”. Judulnya bagus betul. Diterbitkan oleh pustaka At Taqwa, Yang menulis Yazid bin Abdul Qodir.
Kenapa saya prihatin dengan kehadiran buku ini. Kalau kita buka pada bab yang ketigabelas yaitu bab yang terakhir. Disini penulis menyebutkan firqoh-firqoh sesat dan menyesatkan. Yang nomor delapan disebutkan Asy’ariah. Yang nomor sembilan disebut Maturidiyah. Kemudian yang nomor empat belas atau yang nomor tiga belas Shufiyah, ahli tasawuf. Yang nomor empat belas Jama’ah Tabligh. Yang nomor lima belas Ikhwanul Muslimin. Yang nomor tujuh belas Hizbut Tahrir. dan nomor dua puluh tujuhnya Jaringan Islam Liberal.
Jadi Asy’ariyah, Maturidiyah, ini yang merupakan representatif, mewakili Ahlussunnah wal Jama’ah dimasukkan dalam satu kelompok dengan kalangan liberal yang notabene sesat menyesatkan.
Bahkan dengan mudahnya dia katakan Jama’ah Tabligh dan Ikhwanul Muslimin juga masuk firqoh sesat. Apakah yang semacam ini tidak memecah belah umat ?
Jadi kalau penulis ini ingin menyebarluaskan pahamnya, silahkan itu urusan dia. Kalau dia meyakini akidah yang dipercayainya merupakan aqidah yang benar, ttu urusan dia. Kalau dia merasa pendapatnya adalah pendapat yang paling benar, itu urusan dia. Tapi kalau dia mengkafirkan kelompok-kelompok umat Islam dari saudara-saudara kaum musliminnya dia tidak punya hak.
Buku-buku semacam ini memecah belah umat. Kalau pengarang ini merasa bahwa Wahhabi adalah ajaran yang paling benar, silahkan. Dia menamakan dirinya pengikut Salafi atau di Indonesia lebih dikenal dengan nama istilah Wahhabi. Kalau dia merasa Salafi Wahhabi paling benar, hak dia. Kalau dia merasa paling suci, hak dia. Kalau dia merasa paling lurus, hak dia. Tapi dia tidak punya hak untuk sesat menyesatkan, kafir mengkafirkan sesama umat Islam.
Apalagi umat Islam dari kalangan Asy’ari dan Maturidi yang sudah 1200 tahun lebih secara representatif mewakili Ahlussunnah wal Jama’ah. Wahhabi baru lahir kemarin, terus ingin mengkafirkan ASy’ari. Memang selama ini 1000 tahun yang disebut Ahlussunnah itu siapa?
1000 tahun lebih yang disebut Ahlussunnah itu adalah Asy’ari dan Maturidi. Wahhabi tidak masuk daftar. Baru muncul belakangan, sudah ingin sesat menyesatkan umat Islam yang tidak sepakat dengan mereka. Innalillahi wainailahi rojiun.
Anda perlu ketahui kalau kelompok Wahabi merasa akidah yang diajarkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal yang terbaik, itu hak mereka. Tapi mereka harus tahu bahwa ulama-ulama dari Mazhab Syafi’i dan Maliki, mayoritas mereka mengikuti akidah Asy’ariah dan ulama-ulama dari mazhab Hanafi, mayoritas mereka mengikuti akidah Maturidiah.
Jadi kalau mereka mengkafirkan atau menyesatkan Asy’ariah dan Maturidiah berarti ulama-ulama yang jumlahnya ratusan ribu bahkan juta’an orang semenjak mazhab-mazhab itu lahir sampai saat ini berarti ulama-ulama mazhab Syafi’i , Mazhab Maliki, Mazhab Hanafi semuanya sesat, kafir. Innalillahi wainnailahi roji’un.
Tidak boleh begitu. Kita ingin berikan nasehat kepada penulis buku ini atau yang menerbitkannya atau yang mendukung daripada penyebarluasannya. Ittaqullah, takutlah kepada Allah.
Jangan sembarangan mengkafirkan saudara-saudaramu. Tidak boleh kita sembarangan mengkafirkan Ahli Kiblat. tidak boleh saudara, kita hanya boleh mengkafirkan yang sudah nyata-nyata kafir.
***** akhir kutipan *****
Tanggapan Habib Muhammad Rizieq Shihab terhadap Syiah
***** awal kutipan *****
Pandangan Anda tentang Syiah di Indonesia?
Kalau yang saya lihat selama ini, hubungan saya baik dengan kawan-kawan Syiah di Indonesia. Apa yang saya sampaikan ke Anda sekarang ini juga sudah saya sampaikan kepada mereka. Contohnya kepada Ustad Hassan Daliel, saya katakan, “Bib (habib—red), kenapa kita bisa jalan bareng? Karena saya belum pernah mendengar Anda mencaci-maki sahabat. Nah, ini perlu dijaga. Yang saya dengar kritik antum juga sopan. Tapi kalau suatu saat saya mengkafirkan Anda dan Anda maki-maki sahabat, kita bisa musuhan.” Ini sebagai gambaran umum dari apa yang saya terima dari Ustadz Hassan Daliel, Ustadz Othman Shihab, Ustadz Agus Abubakar, Ustadz Husein Shahab, Ustadz Zein Alhadi, dan banyak lagi ustadz-ustadz Syiah yang tidak perlu saya sebutkan satu persatu. Saya belum pernah mendengar ungkapan jelek dari mulut-mulut mereka. Yang saya tahu mereka adil, berilmu, berakal, dan beradab. Mudah-mudahan hubungan ini bisa dipertahankan. Bahkan bukan hanya itu, saya berharap orang-orang seperti mereka mampu tampil ke depan mendorong orang-orang Syiah yang di bawah atau junior-junior mereka agar tidak mencaci-maki sahabat nabi. Sebab, ada satu saja Syiah yang mencaci-maki sahabat, nanti orang-orang Sunni yang tidak paham akan menggeneralisasi bahwa Syiah memang seperti itu. Orang awam kan mudah menggeneralisasi. Iran dikenal sebagai negara yang paling banyak membantu perjuangan Hamas dan rakyat Palestina yang notabene Sunni.
Apakah kenyataan ini tidak bisa dijadikan momentum persatuan Sunni-Syiah?
Iya, betul itu. Itu hal yang saya sangat catat. Waktu saya ke Iran kemarin, Khaled Mishal (Ketua Depatemen Politik Hamas—red) baru saja pulang dari Iran, tempat yang sama dengan yang kita datangi.
Jadi, hubungan Hamas dan Hizbullah yang saling topang dan bantu seharusnya menjadi potret bagi persatuan umat. Mereka tetap pada pendapatnya masing-masing. Tapi pada saat mempunyai musuh bersama yang bernama Israel dan Amerika, kekafiran dan kezaliman, Hamas-Hizbullah bisa duduk dan jalan bersama. Kita juga bisa melihat hubungan erat antara Hasan Nasrullah (Sekjen Hizbullah—red) yang Syiah dengan Fathi Yakan (tokoh Ikhwanul Muslimin di Lebanon) yang Sunni. Bahkan Nasrullah ngomong secara terbuka bahwa Fathi Yakan-lah yang pantas menggantikan Siniora. Inilah potret positif yang luar biasa di zaman modern ini.
Di sisi lain, kita juga sedih bagaimana Syiah dan Sunni di Irak begitu gampang diadu domba. Ini jelas permainan pihak ketiga. Dia (pihak ketiga—red) meledakkan mesjid Syiah dan menuding Sunni, dan kemudian meledakkan mesjid Sunni dan menuding Syiah.
Saya berharap kita bisa mengembangkan potret Sunni-Syiah yang pertama. Potret yang kedua harus dihentikan segera. Sekarang di mana-mana semakin transparan adu dombanya, seperti di Irak dan Pakistan. Karena Syiah di Indonesia tidak besar, maka (adu domba itu—red) belum terasa. Tapi di beberapa tempat adu-domba ini jelas berhasil.
Syiah bukan barang baru di Indonesia. Menurut Sejarahwan, Syiah datang dari Gujarat dan Persia. Setidaknya budaya Persia cukup dikenal dalam tradisi keberagamaan di Indonesia. Apakah ini bisa jadi salah satu faktor pemersatu Sunni-Syiah?
Iya, itu bisa jadi faktor. Tapi, tetap faktor utamanya adalah masalah jiwa besar dan akhlak yang baik. Orang Syiah yang berilmu dan berakhlak tidak akan mungkin dari mulutnya keluar caci-maki kepada umat lain. Tidak ada. Saya kenal ulama-ulama Syiah yang berakhlak dan berilmu. Tidak ada keluar kata-kata kotor dari mulut mereka. Jadi, bila ada aktivis-aktivis Syiah yang mengeluarkan kata-kata kotor tentang sahabat, saya jadi heran, mereka itu ngikutin siapa?
Jadi, semua kembali ke hati, yang gambarannya bisa dilihat dari mulut. Bila mulutnya sudah penuh umpatan dan caci-maki, pasti hatinya sudah jelek. Kalau hatinya baik, dia bisa menghargai orang. Dia bisa mengetahui dan menahan ucapannya yang bisa menyinggung saudaranya. Bila ingin menyampaikan kebenaran, ia menyampaikannya dengan santun. Bahkan bila kita berhadapan dengan orang kafir, meski mungkin hatinya mencaci-maki Islam, yang menyampaikan kritiknya dengan sopan, kita mesti menjawabnya. Nabi dulu juga berdialog dengan orang musyrik, kafir, Nasrani, dan Yahudi. Itu contoh bagi kita.
Bagaimana dengan fatwa MUI yang menyesatkan Syiah?
Begini, kita tidak bisa menggeneralisasi semua Syiah sesat atau semua Syiah tidak sesat. Sebab orang Syiah pun merngakui bahwa di internal Syiah pun terdapat macam-macam golongan, dan di dalamnya ada pula yang sesat, yakni yang menuhankan Ali, meyakini Jibril salah menyampaikan risalah, dan al-Quran yang seharusnya lebih tebal daripada sekarang. Itu ada dan diakui oleh Syiah mainstream. Dalam hal ini, yang dimaksudkan dengan fatwa MUI tadi adalah Syiah yang semacam itu.
Yang perlu disadari betul oleh Syiah adalah bahwa Ahlusunah punya sikap tegas soal sahabat. Bagi Sunni, siapa pun yang mencaci-maki dan apalagi mengkafirkan sahabat akan dikatakan sesat. Ini kunci.
Oleh karena itu, untuk mengambil jalan tengah, Syiah harus menahan diri dari mencaci-maki dan mengkafirkan sahabat. Ajaklah Sunni berdialog, seperti yang dilakukan kelompok Zaidiyah yang masih bagian dari Syiah. Kenapa Sunni dan Zaidiyah bisa akrab? Bahkan, kitab-kitab Zaidiyah, seperti Subulus Salâm dan Naylul Awthâr, dipakai di pondok-pondok (pesantren—red) Sunni.
Jadi, yang dikafirkan MUI tanpa ragu-ragu adalah Syiah yang mengkafirkan sahabat, yang meyakini al-Quran berubah, atau yang menganggap Ali lebih afdhal daripada Muhammad. Sekarang tinggal Syiah Indonesia introspeksi diri, apakah mereka masuk ke dalam ciri-ciri yang disesatkan MUI? Kalau tidak masuk dalam kelompok tersebut, tidak perlu gerah dengan fatwa itu. Saya sendiri lebih suka MUI membuka dialog. Hendaknya MUI mengundang tokoh-tokoh Syiah Indonesia untuk klarifikasi seperti apakah Syiah mereka itu.
Sekali lagi, saya berpendapat, kita tidak bisa mengeneralisasi Syiah. Sebab, Syiah itu macam-macam: ada yang moderat, konservatif, ekstrem, dan bahkan ada yang kafir. Bahkan, Muhammad Jawad Mughniyah (ulama Syiah Lebanon—red) dalam al-Fiqhu ‘ala al-Mazhâhib al-Khamsah mengatakan bahwa Syiah ghulat adalah kafir. Katanya, gara-gara ghulat, kami, Syiah Ja’fariyah, yang moderat jadi tertuduh. Waktu di Qum, saya melihat aparat menggerebek majelis Syiah Alawiyah, yang menuhankan Ali. Artinya, yang mengkafirkan Syiah ghulat bukan hanya MUI, bahkan ulama Syiah pun mengkafirkannya. Jadi kita perlu memahami konteks fatwa MUI tersebut.
Bagaimana relasi dengan kelompok Islam lain yang anti-tradisi?
Saya bergaul dengan berbagai macam kelompok. Dengan Ustad Abubakar Baasyir, saya sudah seperti keluarga. Saya anggap dia itu orang tua dan kawan. Meskipun orang tahu bahwa kita berdua punya pandangan yang berbeda tentang tradisi. Beliau orang yang arif. Beliau tetap punya pendapat dan dalil tetapi tidak menyerang kita. Saya bisa duduk dan diskusi bersama. Ada urusan umat yang lebih besar daripada sekedar kebolehan dan keharaman tahlil. Ada prioritas.
Kadang-kadang kita juga bicara tentang persoalan furu’, tetapi sifatnya ringan saja. Misalnya, waktu sama-sama di Lapas Salemba, kita sempat bicara tentang qunut subuh. Saya qunut karena ikut mazhab Syafi’i. Beliau tidak pakai qunut. Suatu kali beliau bilang dapat dalil bahwa Ibnu Abbas juga pakai qunut. Artinya, beliau juga mengkaji tetapi pembicaraannya ringan dan tetap saling menghormati.
Kenapa bisa demikian? Karena kita bisa berjiwa besar dan berlapang dada. Kalau mereka tidak menyerang kita, kita juga tidak boleh menyerang mereka. Kalau sekedar kritik dengan ilmu dan adab, ya…boleh saja dan itu juga perlu dijawab dengan cara yang serupa.
Tidak bisa kita identikkan tegas dengan ekstrem sehingga membenci segala macam tradisi. Kalau Salafi mengkritik dengan baik-baik, kita juga akan menjawabnya dengan baik-baik. Tapi, kalau ada orang-orang yang mudah memusyrikkan dan mengkafirkan orang-orang yang tawasul dan tabaruk, maka sesungguhnya mereka tidak bisa membedakan antara kemungkaran yang disepakati, yang memang harus dilawan dengan tegas, dan bagian-bagian yang tidak disepakati perihal mungkar tidaknya. Ini adalah persoalan khilafiyah. Sikap terhadapnya berbeda.
***** akhir kutipan *****
Kami (penulis) hanya menyampaikan dan mengingatkan bahwa kaum Syiah, khususnya mereka yang membenci para Sahabat dan kaum Wahhabi yang mengikuti pemahaman Muhummad bin Abdul Wahhab dan Ibnu Taimiyyah adalah sama – sama korban hasutan atau korban ghazwul fikri dari kaum Zionis Yahudi.
Tragedi di Darul Hadits Dammaj Yaman adalah contoh nyata akibat hasutan atau ghazwul fikri yang dilancarkan oleh kaum Zionis Yahudi
Majalah Dakwah Islam “Cahaya Nabawiy” Edisi no 101, Januari 2012 memuat topik utama berjudul “SYIAH-WAHABI: Dua seteru abadi” ,
http://myquran.org/forum/index.php?topic=76007.0
http://www.piss-ktb.com/2012/03/1277-makalah-tanggapan-habib-muhammad.html
.
Wahabi Salafi Menurut Ulama Sunni Kontemporer
Gerakan Wahabi Salafi–yang dikenal dengan ideologi takfir (mengkafirkan, mem-bid’ah-kan, men-syirik-kan sesama muslim)– adalah gerakan yang mengklaim dirinya sebagai gerakan pemurnian akidah (tauhid) dan mengikuti langkah ulama terdahulu atau ulama salaf. Karena itu gerakan ini disebut dengan berbagai nama seperti Wahhabi merujuk pada nama pendirinya Muhammad bin Abdul Wahhab, Ahli Tauhid dan Salafi atau Wahabi Salafi. Di dunia Arab, mereka lebih sering disebut dengan istilah harakatul Wahhabiyah As-Saudiyah (حركة الوهابية السعودية) atau gerakan Wahabi Arab Saudi karena memang didirikan dan berpusat di Arab Saudi.
Banyak ulama non-Wahabi yang memberi nilai negatif pada gerakan ini. Tidak mengherankan, karena gerakan ini tidak memiliki sikap kompromi dan tidak pernah menilai positif kecuali kepada dirinya sendiri. Dan banyak label kurang sedap dialamatkan pada gerakan yang pendanaan penyebarannya didukung penuh oleh kerajaan Arab Saudi ini. Sebutan itu antara lain seperti “gerakan militan”, gerakan ekstrim, ideologi teroris, neo-Khawarij sampai gerakan sesat.
Berikut beberapa pendapat ulama Sunni non-Wahhabi kontemporer terhadap Wahabi Salafi:
1. Dr. Ali Jumah, mufti Mesir mengatakan bahwa Wahabi Salafi adalah gerakan militan dan teror. [1]
2. Dr. Ahmad Tayyib, Syekh al-Azhar mengatakan bahwa Wahabi tidak pantas menyebut dirinya salafi karena mereka tidak berpijak pada manhaj salaf.[2]
3. Dr. Yusuf Qardawi, intelektual Islam produktif dan ahli fiqh terkenal asal Mesir, mengatakan bahwa Wahabi adalah gerakan fanatik buta yang menganggap dirinya paling benar tanpa salah dan menganggap yang lain selalu salah tanpa ada kebenaran sedikitpun.[3] Gerakan Wahabi di Ghaza, menurut Qardawi, lebih suka memerangi dam membunuh sesama muslim daripada membunuh Yahudi.[4]
4. Dr. Wahbah Az-Zuhayli (وهبة الزحيلي), mufti Suriah dan ahli fiqh produktif, menulis magnum opus ensiklopedi fiqh 14 jilid berjudul Al Muwsuatul Fiqhi al-Islami (الموسوعة الفقه الإسلامي ) . Az-Zuhayli mengatakan seputar Wahabi Salafi (yang mengafirkan Jama’ah Tabligh): “mereka [Wahabi] adalah orang-orang yang suka mengkafirkan mayoritas muslim selain dirinya sendiri.”[5]
5. KH. Agil Siradj, ketua PBNU, mengatakan dalam berbagai kesempatan melalui artikel yang ditulisnya, wawancara tv, dan seminar bahwa terorisme modern berakal dari ideologi Wahabi.[6]
6. Syekh Hisyam Kabbani, ketua tariqah Naqshabandi dunia, mengatakan bahwa Wahabi Salafi adalah gerakan neo-Khawarij.[7] Yaitu aliran keras yang menghalalkan darah sesama muslim dan terlibat dalam pembunuhan khalifah ke-3 Utsman bin Affan.
========================
CATATAN DAN RUJUKAN
[1] لكننا لم نر من السلفيين الحاليين سوى التشدد والإرهاب والتعصب والدم “Yang saya lihat dari [Wahabi] Salafi hanyalah [gerakan] ekstrim, teror, fanatik dan [haus] darah.” Lihat detailnya:www.anbacom.com/news.php?action=show&id=8028.
[2] Lihat wawancaranya di:http://www.youtube.com/watch?v=N_vrTRXujBM
[3] هو التعصب له ضد الأفكار الأخري وهو قائم علي المذهب الحنبلي، ولكنهم لا يرون ولا يؤمنون إلا برأيهم فهم يعتبرون أن رأيهم صواب لا يحتمل الخطأ، ورأي غيرهم خطأ لا يحتمل الصواب Lihat detail: libyan-national-movement.org/article.php?artid=2630
[4] Lihat wawancaranya dengan tv Al Jazeera di: youtube.com/watch?v=y2NcYwEqX7M
[5] الذين يكفرون كما يكفرون أغلب المسلمين غيرهم. Lihat afatih.wordpress.com/2011/12/12/jamaah-tabligh-gerakan-sesat.
[6] Lihat antara lain “Wahabi Mengajarkan Kekerjasan” di: syamsuri149.wordpress.com/2011/12/18/ketua-pbnu-kh-said-agil-siradj-wahabi-mengajarkan-kekerasan/ Dalam artikel tersebut dijelaskan ada 12 yayasan yang didanai Arab Saudi untuk menyebarkan ideologi Wahabi Salafi.
[7] Kabbani mengatakan, “Belakangan ini, beberapa ulama mengritik aliran Wahabi atau “salafî” sebagai kelompok yang secara politik tidak benar. Praktik mengafirkan menjadi ciri utama yang bisa dikenali dari kelompok neo-Khawarij pada masa modern ini. Mereka kelompok yang senang menghantam orang-orang Islam dengan tudingan kafir, bidah, syirik, dan haram, tanpa bukti atau pembenaran selain dari hawa nafsu mereka sendiri, dan tanpa memberikan solusi selain dari sikap tertutup dan kekerasan terhadap siapa pun yang berbeda pendapat dengan mereka. ” Lihat lebih detail:http://groups.yahoo.com/group/Cahaya-Hati/message/2905
http://www.alkhoirot.net/2012/02/wahabi-salafi-menurut-ulama-sunni.html
===
Belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits di http://media-islam.or.id
postingan selesai ........
Paham Dan Gerakan Syi’ah Di Indonesia
Kaum Islam di Indonesia Harus Waspada Terhadap Aliran yang SUKA mengKAFIRKAN UMAT ISLAM.
Waspada Usaha kaum KAFIR untuk MEMECAHBELAH UMAT ISLAM !!!
Pandangan FPI Habib Rizieq Syihab terhadap WAHABI dan SYI'AH